Archive for the ‘SULUK JEBENG’ Category

SULUK JEBENG

12 Juli 2011

Dipun anggit dening kanjeng sunan kali

JEBENG 1
Betapapun besar rindu kepada Allah
sesungguhnya mustahil, anakku
menyusunnya dalam sebuah puisi
sekedar ingin menjadi orang mulia
dengan baris baris ini,anakku
ingin kukenali
Allah Maha Besar
Aku melithatNya ,anakku
lihatlah Aku
pasti Akupun melihatmu
JEBENG 2
apabilaingin mengenal Allah
anakku,pandanglah dirimu baik baik
sebagai penggantiNya
namun jangan salah paham
jasmanimu itu mahluk
kalau dipandang mirip sama
namun dalam tauhid harus waspada
hal itu ibarat debu dengantanah,anakku
atau seperti dengung dengan suaranya
JEBENG 3
bagai sebutir telur
yang bergelindingan, anakku
tak ada tepinya
sungguh membingungkan
akhirnya menjadi ayam
lengkap dengan bulunya
kalau diterangkan,anakku
hendaklah engkau berhatihati
sebab hal itu rumit
hendaklah diteliti
sebab hal itu sulit
JEBENG 4
yang membingungkan dari dunia ini menurutku,anakku
ialah dalam memahaminya
rupa Tuhan
bagaimana sebenarnya rupa Tuhan?
dibanding manusia,
ibarat cempedak dengan nangka kelihatannya
seperti kembang kelak dan kembang kenanga
tapi haruslah waspada anakku
jangan menduga duga kalau belum mengerti
JEBENG 5
antara nabi denganmu tiada beda
anakku,tapi kau harus waspada
diantara perbedaan dan persamaannya
ibarat senyum dengan tertawa
harus ditatap secara cermat
sukma dalam dirimu
amat halus terlihat
bukan ruh dengan jasad
anakku,bunga itu rupamu
Tuhan bau harumnya
tapi janganlah menduga duga kalau masih bingung
JEBENG 6
sungguh nyata diri kita,anakku
berasal dari tiada
untuk kembali tak ada
banyak orang berguru
memuliakan ajaran ini
dengan pemahaman yang setengah setengah
demikian juga dalam menerimanya
bingung ada yang keluar dari tak ada
kembali tak ada
kebingungan itu di puja puja
JEBENG 7
nak,jangan hanyut kiranya
ikut ikut mengatakan takada
padahal tak tau yang sebenarnya
hal demikian sudah biasa
bukan begitu kata ilmu sempurna
tak demikian yang dinyatakannya
ilmu itu susah diterangkan
dimatamu tumpang tindihkelihatannya
maka pahami secara seksama,nak
perbaiki sikapmu itu
JEBENG 8
laksanakan shalat sehakikinya
hai anakku,shalat itu 3 tingkatannya
dengan keutamaannya serta
jadi yang dinamakan sembah puji
laksana air mengalir dari gunung
masuk ke dalam samudra
sembah seseorang
jangan berhenti di kolam sawah
itu mandek namanya
tak tercapai tujuannya
JEBENG 9
dalam shalat hendaklah khusyuk tuntas
seperti mengaduk air dalam belanga
anakku,demikianlah
seperti ujung daun adanya
yang muncul dengan sendirinya
dari tiada menjadi ada
laksana tanah dengan air
laksana akar meneteskanair
dirimupun adalah manusia
yang menyongsong ajalnya
JEBEBG 10
puncak ilmu yang sempurna
ibarat api yang berkobar
kenalilah bara dan nyalanya
ketahuilah cahayanya
pun asapnya
sebelum menyala
adapun setelah padam ia
diliputinya segala rahasia
jadi hendak bicara apa?
JEBENG 11
kau jangan mempertuhankan diri
berlindunglah padaNya
didalam ruh jasad sesungguhnya
jangan ada yang dipersoalkan
jangan mengaku Tuhan
jangan mengira tak ada
lebih baik diam saja
ingat,anakku,jangan guncang
dalam kebingungan
JEBENG 12
yangsempurna ibarat orang tidur
dengan wanita sampai bersenggama
keduanya terlena
tenggelam dalam cinta
anakku,terimalah dengan baik
dalam pemahamanmu
ilmu itu memang sukar
kebatinan dengan islam
sekalipun begitu ada lagi
paham itu kadang diikuti
adapun orang yang mengaku memilih
taukah yang di dalam hati?
anakku,ingatlah mati
melanggar larangan nitu salah
jiwa tertenggam di tengah Tuhan
dan selamanya bersama Tuhan
itu ibaratnya
dalang yang memainkan wayang
senantiasa memulai memainkan wayang
lantaran sebenarnya ia belum jadi dalang
JEBENG 14
ada ajaran lebih utama
ada besi di tanam dalam tanah
pikirkan bagaimana tumbuhnya?
anakku,kalau minta dijelaskan
gaib itu ibarat air hanyut
tak diketahui asal usulnya
seperti menanam batu
seperti orang tidur
engkau ditanam oleh Tuhan
kalau tak tumbuh alangkah sayang
JEBENG 15
kalau tumbuh,tumbuhlah kukuh
engkau orang pinggiran
tinggal didusun
namun aku melihatmu
tapi nsiapapun engkau
hendaklah tau yang dituju
karib disisi Tuhan
ibarat hujan ke tanah jua jatuhnya
ibarat ular menetaskan telurnya
JEBENG 16
sukma,manusia,nabi,wali
ingat nak,pengetahuan itu
jangan oleh benda terkesima
kembalilah menyibukkan diri
menghadap Allah Ynag Belas Kasih
sampai akhirnya menemukan hikmah
JEBENG 17
kalau kemari kupeluk erat engkau anakku
sebab Allah besertamu
kemamnapun engkau pergi
Allah mengerti,
hambanya yang sanggup menguasai diri
memegang badan
akhirnya menyatu denganTuhan
tapi bukan satu anakku
JEBENG 18
nak,tataplah dirimu
maka tampak Aku di penglihatan itu
demikian yang benar
jangan pegang akupegang dirimu sendiri
maka lagi kutandaskan
jangan cari Aku
itu melanggar
kalau diri sendiri tak kau genggam
engkau dalam kesesatan
JEBENG 19
diibaratkan lgi yang dalam kesesatan
anakku,yakni seperti orang yang memuja wayang
mana kebenaran?
hadirnya dalang
sebab diundang memainkan wayang
demikian keadaanya
tak ada yang terlihat
Allah lebih mulia
meski diri sendiri yang di pandang
seperti berkaca di paesan
JEBENG 20
bayang bayang di amati secara seksama
anakku,hal itu tiada berbeda
disitu juga aku berada
badan akan jadi mulia
segala gerak jadi puja
tertawa jadi sembah
kalau bicara ditaburi anugerah
semua tingkah laku jadi puji
puji memuji sendiri
JEBENG 21
anakku,taati nasehat ini
Allah yang dibicarakan
yang kufur,yang kafir,semuanya
dilihat olehNya
anakku,seperti merampas uang
itulah perampokan
banyak orang keliru
menandai banyaknya perampokan
yang kaya akhirnya ditipu
oleh yang merampas
JEBENG 22 banyak orang kekal di neraka
anakku,hati hatilah
perhatikan adanya badan ini
badan tempat persemayaman raja
dan tempat menyimpan kekayaan
periksalah olehmu bahwa Aku berada disitu
apa kekurangan raja itu
orang pilihanlah yang tau pengawalnya
ditempat penyimpanan
JEBENG 23 tak kentara ia sampai pada inti
tak meraba raba ilmunya
anakku,meskipun begitu ada perumpamaan
laksana semut yang berjalan
bekas kakinya tak ada yang tahu
ada atau tidaknya
karena teramat halusnya
ibarat orang menumbuk air
sudah halus ditumbuh dikunyah lagi
sampai giginya patah
JEBENG pun yang kelihatan,anakku,coba perhatikan
karya yang sekedar tuk didendangkan
ikut ikut menyusun puisi
tanpa menginsafi kecanggungannya
memaksa diri tuk bercerita
jadi bingung akhirnya
dalam mengerjakannya
jadi mohon maaf segala yang disajikan
mohon maaf sebesar besar permaafan
(dedicated to:prof.damar djati supajar,emha ainun najib,yang telah mendidikmenoreh muda sehingga lebih tau arti hidup)